Para alumni Institut Teknologi Bandung menyadari sepenuhnya, dan dengan tangan terbuka, tanggung jawab kemanusiaan yang dipikulkan pada pundaknya. Suatu perguruan tinggi, berikut para alumninya, wajar menjadi pelopor dari kemajuan kebudayaan manusia dan kemajuan masyarakat agar menikmati kehidupan adil, makmur, dan sejahtera, secara layak melalui usaha mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni beserta kemanfaatannya.
Atas kesadaran seperti itu, dalam pertemuan alumni ITB yang pertama di Bandung, pada 1-3 Maret 1969, disepakati pembentukan organisasi yang menghimpun para alumni Institut Teknologi Bandung. Maksud dan tujuan pembentukan organisasi ini, antara lain, membantu usaha-usaha tercapainya tujuan almamater sebagai pelopor dari kemajuan masyarakat dan kebudayaan manusia serta membentuk sarjana yang bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat. Dan juga membawa misi ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam kehidupan masyarakat Indonesia guna membangun masyarakat Indonesia yang modern, demokratis, adil dan sejahtera. Selain itu, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) bertujuan memperat hubungan alumni dengan almamaternya dan antar alumni demi membantu kepentingan anggotanya sesuai bidang profesi masing-masing.
Kongres V IA ITB yang berlangsung pada 5 Desember 1998 di Gedung Sasana Budaya ITB dianggap kongres pertama yang berlangsung demokratis. Sebelumnya pemilihan ketua umu lebih ditentukan secara aklamasi dan diikuti oleh sedikit peserta. Kongres V ini berlangsung ramai dan meriah terlihat dari lonjakan peserta yang hadir di Bandung. Dalam kongres ini setiap peserta yang datang memiliki hak suara (one man one vote). Namun untuk menentukan pilihannya peserta mesti datang sendiri ke tempat kongres berlangsung. Tak pelak lagi, peserta berbondong-bondong dengan puluhan bus datang terutama dari Bandung dan Jakarta.